Di Balik Gurihnya Mie Instan [Waspadai Bahaya Kandungan Mie Instan]
Posted by Abahnya Kautsar pada 27 Mei 2010
Isu usang yang telah lama beredar, kenapa ditulis juga? alasannya simpel aja, sayang kalau harus mencari file ini browsing sana-sini, mendingan simpen aja di blog, lebih mudah mencarinya jika suatu saat ingin mencarinya.
Memang sih, ini bukan tulisan pribadi, karena tulisan ini kutipan dari beberapa sumber, yuk kita baca…
============================
Mie instan, siapa sih yang tidak doyan ? Malah sebagian orang keranjingan dengan jenis makanan ini. Ada yang kalau tidak makan mie seminggu saja rasanya kangen berat. Ada yang menyediakannya sebagai pintu darurat kalau lagi tidak sempat memasak. Bahkan para anak kost menjadikan mie instan sebagai makanan kebangsaan. Anak-anak pun, kalau tidak suka mie pasti punya kelainan selera. Coba tanya para ibu tentang hal ini.
* Hampir tiap hari anak saya minta mie. Kalau saya menolak, dia bisa bikin sendiri. Sebulan bisa satu kardus habis,? tutur Ibu Tia yang anaknya sudah berusia 10 tahun.
* Saya pernah ditegur tetangga gara-gara mie. Anak saya menangis kenceeng banget. Pagi dia sudah makan mie. Siang minta mie lagi. Tentu saja saya tolak. Tetangga saya datang dengar tangisannya. Waktu dia tahu masalahnya, dia ngomelin saya, kenapa tidak dikasih saja, kasihan anak sampai nangis begitu. Saya jadi serba salah, kata orang mie instan tidak baik untuk kesehatan anak, tapi anak saya doyan banget….? Bu Ririn, ibu dari Ama yang baru berusia 2 tahun bercerita.
* Anak saya susah makan. Kalau makan bisa sampai satu jam. Tapi kalau mie, wah…lahap banget. Tak sampai sepuluh menit habis deh,? Mama Ano menceritakan kebiasaan makan anaknya yang baru lima tahun.
Cerita ibu-ibu lain tentu tak kalah seru. Tapi memang, mie instan enak. Harganya juga murah. Rasanya beraneka ragam tinggal pilih. Berbagai merek baru juga terus bermunculan, menantang untuk dicoba. Namun masalahnya, bagaimana status kehalalan dan keamanannya bagi kita ?
Titik Kritis di Seluruh Bahan
Titik kritis kehalalan pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya. Kok bisa? Tepung terigu, minyak goreng, bumbu-bumbu kan halal? Belum tentu. Tepung terigu pun bisa tercemar bahan haram. Saat ini tepung terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme.
Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai adalah :
1. Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.
2. Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.
3. Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.
4. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.
5. Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas.
Amankah Mengkonsumsi Mie Instan ?
Selama mie instan tersebut sudah mendapat izin dari Depkes, tentulah aman. Namun bila dikonsumsi setiap hari, apalagi oleh anak-anak, inilah yang menjadi masalah.
Sebagaimana makanan instan produk industri lainnya, mie instan menggunakan banyak sekali bahan-bahan kimia. Pewarna, pengawet, dan penyedap harus kita waspadai dalam hal ini. Sekalipun aman, namun bila terus menerus kita konsumsi dalam frekuensi sering dan dalam jangka waktu lama, bahan-bahan kimia dapat terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tentu akan mengganggu sistem metabolisme, karena bahan kimia, bagaimana pun adalah racun bagi tubuh.
Selain itu, terlalu sering makan mie instan juga dapat mengganggu masukan gizi, terutama anak-anak. Kita memang dapat menambahkan telur dan sayuran sehingga kualitas gizi mie instan tidak kalah dengan seporsi nasi komplet. Namun rasa mie yang terlalu gurih, dapat merusak selera makan anak. Lidah mereka yang sedang belajar mengidentifikasi rasa, akan terpola dengan rasa gurih yang tajam dari MSG dan flavor mie. Akibatnya mereka menganggap masakan ibu yang umumnya tidak terlalu banyak menggunakan MSG hambar. Selera makan mereka pun hilang. Akhirnya, mau mie lagi, mie lagi….
Karena itulah, biar enak, kita tetap harus mampu mengontrol diri. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan, apalagi memberikan ke anak-anak. Sesekali silakan, apalagi saat-saat cuaca dingin.
Sumber : halalmui.or.id – 07 Sept 2005
============================
Para penggemar Mi Instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi Mi Instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi. Dari Informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa Mi Instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi Mie Instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker.
Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir(bekerja) sehingga tidak punya waktu lagi untuk memasak,sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker.
Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam Mi Instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.
Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir selalu mengkonsumsi Mie Instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya menderita kanker dan meninggal. Jika kita perhatikan Mi China yang berwarna kuning yang biasa ditemukan di pasar, dari hasil pengamatan, mi yang belum dimasak tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari lengketnya mi tersebut satu dengan lainnya. Mi Wonton yang masih mentah biasanya ditaburkan tepung agar terhindar dari lengket. Ketika tukang masak akan memasak mi, dia memasaknya pertama-tama dalam air panas, kemudian dibilas/ditiriskan dengan air dingin sebelum dimasak dengan air panas lagi. Memasak dan meniriskan dengan cara ini akan dapat menghindari lengketnya mi tersebut satu sama lainnya.
Tukang masak memberikan minyak dan saos pada mi tersebut agar tidak menjadi lengket ketika akan dikonsumsi secara kering (tanpa kuah).
Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi dari Italia), akan dibutuhkan minyak dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada air rebusan Spaghetti untuk menghindari lengketnya pasta tersebut.
Ada kisah yang mengerikan :
* Ada orang yang sekarang usianya sekitar 48 tahunan tapi sudah 4 tahun terakhir ini kemana-mana membawa alat, maaf, sebagai pengganti anusnya, karena usus bawah sampai dengan anus telah dipotong sebab sudah tidak bisa dipakai lagi pasalnya waktu mahasiswa dengan alasan ekonomi mengkonsumsi mie instant secara berlebihan sehingga bagian usus yang dipotong tersebut adalah tempat mengendapnya bahan pengawet yang selalu ada di setiap mie instant mungkin sejenis borax pengawet untuk mayat (data menunjukan bahwa import borax dan sejenisnya sangat besar ke Indonesia) dan walhasil menimbulkan pembusukan ditempat tersebut, semoga semua pihak berhati hati dalam mengkonsumsi makanan seperti bakso, sosis, mie dll
* Ada lagi, orang yang pernah kena kanker getah bening (8 kelenjar getah bening kena), dan berobat selama hampir 1 tahun di Singapore menghabiskan lebih dari 1 Milyar pada tahun 1996 sampai 1997 (untung ditanggung kantor), akibat dia mengkonsumsi indomie plus korned selama 4 tahun terus menerus setiap hari(dengan alasan karena istrinya sibuk kerja). Menurut dokter yg mengobati nya, penyebab utamanya adalah pengawet yg ada di indomie dan korned tsb.
sumber : milis.
karim said
yup
pipit said
hhhmmmm……yummie……..Mi mang enak buanggetttt khan…..
aris said
ya iya lah..hehee
tegar said
y tpi bahaya bgi tubuh
zoianggoro said
enak mata kau itu…
kau aja yang belum tau dampaknya…!!!
Abdul Rohim said
Salam…posting bagus…memang kita harus hati-hati untuk yang serba instan..tambahan pengetahuan buat saya..trima kasih…
erensdh said
Isyu memang berbahaya, apalagi kalo udah ditunggangi agama, itu bahkan lebih memabukan lagi. Hasilnya paling minus adalah fitnah. Fitnah lebih kejam dari membunuh. Tapi masalahnya kata si Dul, apapun boleh aja demi suatu keyakinan dirinya yang dianggap kebenaran, misalnya demi agama.
Sementara soal kandungan mie masih sebatas isyu, ada yg jauh lebih memprihatinkan dari pada itu. Katakanlah kalo ibu yg di Singapure itu mati oleh kanker yg disebabkan mie, bagaimana dengan fakta-fakta pembunuhan terus-terusan oleh karena keyakinan dari agama tertentu? Ribuan bahkan mungkin sudah jutaan manusia mati secara sadis oleh ‘pejuang-pejuang’ agama. Selain itu jutaan manusia teracuni oleh ajaran-ajaran kebencian karena keyakinan tsb. Mie hanya persoalan kecil, bila dibandingkan dengan penjajahan agama, ya?
hore said
kenapa komen diatas ada yg bernegatve thinking?? memangnya permasalahan ini stuck ke persoalan agama? ngek. at least penulis punya maksud menyampaikan pesan baik agar para pembaca lebih berhati2 dlm komsumsi mie instan, lo pikir?? bahwa mie instan itu berbahaya, itu fakta.
Di Balik Gurihnya Mie Instan [Waspadai Bahaya Kandungan Mie Instan] | Movie Reviews & Film Critics said
[…] Isu usang yang telah lama beredar, kenapa ditulis juga? alasannya simpel aja, sayang kalau harus mencari file ini browsing sana-sini, mendingan simpen aja di blog, lebih mudah mencarinya jika suatu saat ingin mencarinya. Memang sih, ini bukan […] View full post on WordPress.com Top Posts […]
adit38 said
Waduh sy jg suka bgt indomie goreng. Musti sy kurangi dr skrg.
sigit said
boz minta ijin artikelnya saya panen…..
mel said
thx buat infonya
https://melyanao06.student.ipb.ac.id/
https://niningm06.student.ipb.ac.id said
waahh,, seeremm bgt yg ususnya ud dpotong,, y ampuunn,, amit2 deh,,
Rina said
saya salah satu pecinta mie instan tapi setelah membaca artikel ini saya jadi takut makan mie lagi, yah mulai sekaran harus melupakan mie instan demi kesehatan. Trims
hendrik fransisda said
oya trimakasih atas infonya,,,,,,,
Sisnadi said
Makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah
ian said
kalo saya pas masak mi sih tiap airnya ud kuning-kuning biasa di buang airnya trus ganti air baru. biar parafinnya ilang
Ydx said
Jujur sy tidak memprioritaskan mie instan yg gurihx tiada tara itu, tp saat anak sy sudah ga mau makan masakan sendiri bisa seharian tak makan samasekali dan saat sy sudah kehabisan akal untuk membuatnya makan, mie instan adalah senjata pamungkas yg jitu.
Korea Stars said
Segala yang berlebihan itu tidak baik………
nice share……
pascal said
hahahahahahahahhaha
endhi,,,,,,,,,,,,,,,, said
sangat bgus nie ,,,,,,,,,,,,,,,
endhi said
lumayan untuk diambil buat makalah,,,,,,,,,,,,,,,
Kautsar said
boleh saja asalkan sertakan sumbernya 🙂
tantin said
terimakasih atas infonya..so bisa menambah pengetahuan bwat saya 🙂
dania said
trims tas infonya,,, jadi q akan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi mie instan.
Amrie Amarulloh said
Jadi intinya boleh makan mie asal 3 hari sekali,,
tegar said
y betul klo lebih bisa bahaya
wiwe said
thanks buat infonya,, jadi bisa lebih berhati hati dalam mengonsumsi makanan yang ada bahan pengawetnya.
Arief said
Semua proses pembuatan indomie tdk lepas dari zat kimia. mulai pencampuran tepung terigu dan tepung tapioka kemudian dicampur dengan cairan yg disebut alkalin. kemudian proses penggorengan mie setelah dikukus juga dalam minyak penggorengan setiap 30 menit dimasukkan kristal seperti garam.
Titik Kritis Pada Bahan Mie Instan | Portal IG : Computing | Education | Business said
[…] dikurangi .. karena kalo udah terjadi , ngga bisa di ulang katenya info selengkapnya bisa lihat disini Related Posts :Sehat Itu Mudah Murah Tips Memilih Sepeda Gunung Bagi Pemula ASUPAN PEMULIH STAMINA […]
SAVANA said
MI DILAPIS LILIN ?