Kautsar

إن كنت لا تعلم فتلك مصيبة وإن كنت تعلم فالمصيبة أعظم

Anakku…

Posted by Abahnya Kautsar pada 10 Juli 2011

Bismillah.

Anakku, aku tahu engkau masih butuh kami sebagai orang tuamu untuk membimbingmu dan menasihatimu untuk kebaikanmu,  maka kami tidak akan memberi nasihat selain nasihat yang paling agung, nasihat terindah yang insya Allah akan bermanfaat bagimu di waktu sekarang dan waktu yang akan datang, maka nasehat kami adalah agar engkau senantiasa bertaqwa kepada Allah, dimanapun engkau berada dan semoga Allah memberikan kemudahan bagimu karena ketaqwaanmu.

Anakku, aku tahu engkau akan hidup di zaman yang lain dengan zaman orang tuamu (jika Allah memberikan umur panjang kepadamu), dan kami sangat khawatir tentangmu saat itu, karena kami sadar sebagai orang tuamu, di zaman ini saja kami sudah merasakan betapa besarnya gelombang fitnah melanda keimanan kami, apalagi nanti, semakin jauh dari masa kenabian, sungguh fitnah itu akan lebih besar lagi, maka kami hanya bisa berdoa semoga engkau anakku bisa istiqamah memegang teguh ad Din Al Islam sebagaimana dipahami oleh para pendahulu kita yang shalih.

Anakku, kami tahu sebanyak apapun kami berharap tetap kami hanya sekedar berharap, sedangkan takdir untukmu telah tertulis di lauh mahfuzh sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi kami yakin anakku, ada yang bisa mengubah takdir itu, sebagaimana diterangkan dan dituntunkan oleh Nabi kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa doa akan mampu merubah takdir. Maka yang bisa kami lakukan untukmu anak-anakku adalah berdoa dan selalu mendoakan kebaikan untukmu.

Anakku, kami sadar kami bukan makhluk sempurna di matamu, kami menyadari itu bahwa banyak cela di antara kami, namun kami juga berharap jangan pernah engkau menyombongkan diri di hadapan orang-orang di sekitarmu, karena pasti engkau juga bukan makhluk sempurna, maka terimalah keadaanmu anakku dan hargailah orang di sekitarmu.

Anakku, kami juga sadar bahwa keilmuan kami tentang ad Din Al Islam ini masih sangatlah lemah, karena kami bukanlah seorang yang alim, kami hanyalah penuntut ilmu yang masih banyak kelemahan, maka kami sangat berharap suatu saat kelak engkau akan menjadi orang alim yang bahkan akan  membimbing kami, mengingatkan kesalahan kami dan doa selanjutnya kami untuk engkau adalah semoga engkau menjadi orang yang shalih.

Anakku, kami berharap tulisan kecil ini bisa terbaca olehmu, dan kami sangat berharap bahwa engkaulah kelak yang akan menjadi pentahqiq tulisan ini sehingga menjadi tulisan yang indah dan penuh makna. Karena kami sadar, kami bukanlah penulis hebat, kami bukanlah penghafal hadits, dan kami hanyalah insan lemah yang sangat faqir akan ampunan Rabb kita Allah ta’ala.

Dan akhir doa kami adalah Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

5 Tanggapan to “Anakku…”

  1. adiis2009di said

    saya bingung pak.
    segalanya telah tertulis di lawuh makfuz
    tuhan tidak ada kompromi dengan siapapun (yang saya fahami)

    tapi dengan doa kok bisa merubah yang tertulis ?
    kok ada tawar menawar masalah shalat dari 50 ke 5 kali ?

    kalau gitu tuhan itu nggak konsisten dong dengan prinsip nya.

    menurut saya doa adalah memaksakan kehendak (dengan meminta) kita kepada tuhan.

    doa kepada yang telah mati ( saya tidak menggunakan kata meninggal dunia karena bahasa yang salah, mungkin meninggalkan dunia yang benar ?) setrilyun pun tidak akan didengar tuhan, kecuali yang tiga hal……

    mohon penjelasan nya pak bapaknya kautsar.

    • Kautsar said

      Perlu diketahui bahwa beriman kepada takdir ada empat tingkatan:

      1. Beriman kepada ilmu Allah yang ajali sebelum segala sesuatu itu ada. Di antaranya seseorang harus beriman bahwa amal perbuatannya telah diketahui (diilmui) oleh Allah sebelum dia melakukannya.

      2. Mengimani bahwa Allah telah menulis takdir di Lauhul Mahfuzh.

      3. Mengimani masyi’ah (kehendak Allah) bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak-Nya.

      4. Mengimani bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu. Allah adalah Pencipta satu-satunya dan selain-Nya adalah makhluk termasuk juga amalan manusia.

      Macam-Macam Takdir

      Takdir itu ada 2 macam:

      [1] Takdir umum mencakup segala yang ada. Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut, “Tulislah”. Kemudian qalam berkata, “Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud).

      [2] Takdir yang merupakan rincian dari takdir yang umum. Takdir ini terdiri dari:

      (a) Takdir ‘Umri yaitu takdir sebagaimana terdapat pada hadits Ibnu Mas’ud, di mana janin yang sudah ditiupkan ruh di dalam rahim ibunya akan ditetapkan mengenai 4 hal: (1) rizki, (2) ajal, (3) amal, dan (4) sengsara atau berbahagia.

      (b) Takdir Tahunan yaitu takdir yang ditetapkan pada malam lailatul qadar mengenai kejadian dalam setahun. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44]: 4). Ibnu Abbas mengatakan, “Pada malam lailatul qadar, ditulis pada ummul kitab segala kebaikan, keburukan, rizki dan ajal yang terjadi dalam setahun.” (Lihat Ma’alimut Tanzil, Tafsir Al Baghowi)

      Seorang muslim harus beriman dengan takdir yang umum dan terperinci ini. Barangsiapa yang mengingkari sedikit saja dari keduanya, maka dia tidak beriman kepada takdir. Dan berarti dia telah mengingkari salah satu rukun iman yang wajib diimani.

      Wallahu a’lam.

  2. Aamiin

  3. Abu Abdillah said

    Ijin share akhi..

Tinggalkan komentar