Kautsar

إن كنت لا تعلم فتلك مصيبة وإن كنت تعلم فالمصيبة أعظم

Tentang Hadits : ” Perbedaan pendapat dari Ummatku adalah Rahmat “

Posted by Abahnya Kautsar pada 7 Juli 2008

Pasal

Sekitar Hadits : ” Perbedaan pendapat dari Ummatku adalah Rahmat “

Hadits ini dho’if / lemah dalam sanadanya dan matannya. Yang tidak didapati dalam satu karya tulis Hadits pun , suatu yang demikian lafadznya. Dan yang masyhur adalah hadits : ” Perbedaan pendapat para shahabatku adalah Rahmat “, dan ini adalah yang disebutkan sebagian kalangan ahli ushul fiqh, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Hajid dalam ” Mukhtashar ” beliau dalam ushul fiqh.

Berkata As Subki : ” Hadits ini bukanlah hadits yang dikenali oleh Ahlul Hadits, dan belumlah saya jumpai hadits ini dengan sanad yang shohih, tidak juga yang lemah dan juga yang palsu “[1]

Berkata abu Muhammad bin Hazm : ” Adaoun hadits tersebut adalah hadits yang batil dan kedustaan hasil ciptaan orang-orang fasiq ” [2]

Berkata Al Qosimi dalam mengkritik hadits ini –baik itu sanadanya dan matannya- : ” Dan sebagian dari para Ahli Tafsir menyebutkan disini suatu yang diriwayatkan dari hadits : ” Perselisihan ummatku adalah suatu rahmat ” sementara ahdist ini tidaklah dikenali sanad yang shohih padanya. Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan Al Baihaqi dalam ” Al Madkhal ” dengan sanad yang lemah dari hadits Ibnu ‘Abbas secara marfu’.

Berkata sebagian dari Ahli tahqiq –peneliti hadits – : Hadits ini menyelisihi nash-nash syara’ berupa ayat-ayat dan hadits-hadits, seperti firman Allah ta’ala ;

{ وَلاَ يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفشيْن إِلاَّ مَنْ رَحٍمَ رَبُّكَ }

” Dan mereka akan selalu berselisih terkecuali yang telah mendapatkan rahmat dari Rabb-mu “ – Huud : 18 –

Dan serupa dengannya sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam : ” Janganlah kalian berbeda pendapat yang akan menjadikan hati-hati kalian berbeda “[3]

Dan selainnya dari sekian banyak hadsit yang pasti menunjukan bahwa persatuan lebih baik dibandingkan perselisihan”[4]

Dan hadits yang diisyaratkan oleh Al Qosimiy, diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Al Madkhal[5] dan sanadanya sangat lemah, terdapat padanya tiga illat / penyakit ;

Pertama : Sulaiman bin Abi Karimah, dilemahkan oleh Abu Hatim Ar razi

Kedua : Juwaibir, seorang yang ditinggalkan haditsnya, seperti perkataan An Nasa’I dan Ad daraquthni. Dan ia telah meriwayatkan dari Adh Dhahhak beberapa hadits yang palsu, dan hadits ini termasuk yng ia riwayatkan dari Adh Dhahhak.

Ketiga : Terputusnya sanad hadits ini antara Adh Dhahhak dan Ibnu ‘Abbas.

Dan secara keseluruhan, tidak ada satu dalil pun dari Al Kitab dan As Sunnah yang menunjukkan bahwa perselisihan itu adalah suatu rahmat.

Berkata Al ‘Allamah Muhammad Nashiruddin Al Albani –rahimahullah- : ” Dan dari kesemua pendapat menunjukkan bahwa perselisihan adalah hal yang tercela, maka yang wajib untuk berupaya berlepas diri dari perselisihan sesanggupnya. Dikarenakan perselisihan adalah salah satu dari sebab-sebab lemahnya ummat islam, sebagaimana firman Allah ta’ala ;

{ وَ لاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَ تَذْهَبَ رِيْحَكُمْ }

” Dan janganlah kalian berselisih sehingga kalian menjadi lemah dan hilang pertolongan bagi kalian “

Dan bukanlah hal yang lapang bagiku terkecuali akan saya katakan : Jikalau seandainya perselisihan ummat –ku itu rahmat, apakah persatuan mereka itu adalah suatu adzab ?!

Adapun ridho dengan setiap perselisihan dan menamakannya sebagai suatu rahmat, adalah menyelisihi ayat-ayat Al Qur’an yang mulia dan telah menjelaskan akan tercelanya perselisihan, tidak perkataan itu tidaklah memiliki sandaran melainkan hadits ini yang tidak ada sama sekali sandarannya dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.”[6]


[1] Faidhul Qadir 1 / 212

[2] Al Ihkam 5 / 61

[3] Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan telah disebutkan dalam Shohih Sunan Abu Daud No. 670 oleh Asy Syaikh Al Albani.

[4] Mahasinut Ta’wil 4 / 928

[5] Al Madkhal No. 152

[6] As Silisilah Adh dho’ifah 1 / 77

( Judul Asli : Zajr Al Mutahawin Bidhorurah Qaidah Al Ma’dzarah wat Ta’awun. Penulis : Hamd bin Ibrahim Al ‘Utsman. Muroja’ah : Al ‘Allamah Asy Syaikh Sholeh bin Fauzan Al Fauzan. Rekomendasi : Al ‘Allamah Asy Syaikh ‘Abdul Muhsin Al ‘Abbad. Penerbit : Maktabah Al Ghuraba’ Al Atsariyah. Cetakan Pertama 1419 H / 1999 M. Penerjemah : Abu Zakariya Al Atsary. )

Tinggalkan komentar