Kautsar

إن كنت لا تعلم فتلك مصيبة وإن كنت تعلم فالمصيبة أعظم

Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas

Posted by Abahnya Kautsar pada 15 Maret 2008

Alah ta’ala berfirman :

            “ Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas “ (Surah al-Maidah : 87).

            Sikap melampaui batas : Yakni melewati batas-batas ketentuan segala sesuatu. Dan sikap melewati batas-batas ketentuan ini biasanya terjadi pada perbuatan kezaliman dan maksiat.

            Orang-orang yang melampaui batas : Adalah orang-orang yang tidak beriman kepada risalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mendustakannya dan berdusta kepadanya Mereka berbuat semena-mena kepada kau manusia , membunuh kaum laki-lakinya, menyembelih anak-anak yang masih kecil, merampas kaum wanitanya, mencuri tanah-tanah mereka, mereka merampok rumah-rumah  lalu menghancukannya, dan membakar setiap lahan yang hijau maupun yang kering.

            Dan dikarenakan Allah ‘azza wajalla tidak mencintai perbuatan semena-mena dan orang yang melampaui batas maka Allah menyuruh untuk berlaku adil dan melarang dari perbuatan yang sewenag-wenang. Sampai dalam perihal memerngi orang-orang kafir dan kaum musyrikin. Allah ta’ala berfirman sebagai seruan bagi kaum muslimin :

   Dan berperanglah kalian dijalan Allah menghadapi orang-orang yang telah memerangi kalian dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas “ (Surah al-Baqarah : 190)

Termasuk dalam perbuatan yang melampaui batas adalah melanggar larangan syara’ dengan melakukan mutilasi kepada korban dari pihak musuh , berlaku khianat pada harta rampasan perang, membunuh kaum wanita, anak-anak kecil dan orang-orang lanjut usia yang tidak memiliki andil dan tidak turut serta dalam peperangan, juga larangan membunuh para pendeta dan biarawan, membakar pepohonan dan membunuh hewan tanpa alasan mashlahat yang dibenarkan. Demikian juga larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  untuk tidak berbuat semena-mena disaat pecahnya peperangan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 “ Kalian berperanglah dijalan Allah dengan menyebut Nama Allah – membaca Basmalah -. Dan perangilah setiap yang kufur kepada Allah. Berperanglah kalian namun janganlah kalian melampaui batas, janganlah kalian berlaku licik dan melakukan mutilasi, dan janganlah kalian membunuh wanita menyusui “ (Diriwayatkan oleh Muslim didalam Kitab al-Jihad, bab. Ta’miir al-Imam al-Umara ‘ala al-Bu’uts).

            Sedangkan orang-orang yang berlaku semena-mena adalah orang-orang yang membunuh para ulama dan da’I dan kaum yang memegang teguh agamanya, atau memenjarakanmereka, taukah menyiksa meeka dengan pukulan atau selainnya. Atau mereka juga menuduh orang-orang semacam itu dengan tuduhan yang batil dan penuh kebohongan. Atau menertawai mereka, mencaci maki mereka, dan memojokkan diri mereka. Allah ta’ala berfirman :

 “ Dan mereka membunuh orang-orang yang memerintahkan perbuatan yang adil diantara kaum manusia, maka berilah kabar bagi mereka akan adzab yang sangat pedih “ (Surah Ali Imran : 21).

            Mereka yang berbuat semena-mena adalah yang melampaui batas pada hal-hal yang Allah haramkan dan melanggar batasan-batasan-Nya, melakukan perbuatanmaksiat, tidak mencegah kemungkaran, menzalimi kaum manusia dan memukul mereka, beruat ghibah kepada orang lain, mencaci dan menhujat mereka.

            Mereka yang berbuat semena-mena adalah orang-orang yang bersikap berlebihan terhadap diri mereka, mengharamkan bagi diri mereka segala sesuatu yang Allah halalkan berupa hal-hal yang baik serta yang diperbolehkan, baik itu makanan, minumanm pakaian dan wanita yang boleh dinikahi. Ataukah berlebihan dalam mengambil sesuatu yang halal, mengambil melebihi dari ukuran dan kebutuhan mereka dan melampaui batas dalam hal tersebut ataukah memberi keringanan hinga menghalalkan suatu yang haram.

            Mereka yang berbuat semena-mena adalah orang-orang yang melampaui batas dalam setiap perkara, baik itu perkara yang besar atau yang kecil. Mereka melampaui batas dalam tata cara berdoa, dengan mengeraskan suara dan dengan menjerit. Ataukah berdoa memohon mendapatkan kedudukan sebagaiamna kedudukan para Nabi atau mengharap melakukan sebuah kemaksiatan dan lain sebagainya. Ataukah berdoa dengan mempergunakan lafadz-lafadz yang tidak terdapat didalam al-Qur’an, as-Sunah, kemudian menjadikannya sebagai syiar mereka dan meninggalkan lafadz-lafadz doa yang telah dipergunakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka melampaui batas dalamtata cara bersuci – thaharah – dengan menambah lebih dari tiga kali basuhan dengan menghamburkan pengunaan air. Dan berlebihan dalam membasuh hingga mencapai titik rasa was-was. Al-Mushthafa Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

“ Sesungguhnya pada ummat ini akan ada kaum yang melampaui batas dalam tata cara bersuci dan berdoa “ (Shahih Sunan Abu Daud no. 87).

Mereka yang berbuat semena-mena adalah orang-orang yang melampaui batas dalam mengeluarkan shadaqah dan zakat, dengan menyerahkan pembayaran shadaqah dan zakat mereka kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya.Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam   bersabda :

 “ Orang yang melampaui batas dalam mengeluarkan shadaqah serupa dengan seseorang yang enggan mengeluarkan shadaqah “ (Shahih Sunan Abu Daud no. 1403).

Allah Ta’ala berirman :

            “ Kalian – berdua – campakkanlah kedalam neraka jahannam setiap orang kafir lagi berlaku semena-mena. Yaitu orang yang mencegah kebaikan , melampaui batas lagi bimbang “ (Surah Qaaf : 24 – 25).

Tinggalkan komentar