Kautsar

إن كنت لا تعلم فتلك مصيبة وإن كنت تعلم فالمصيبة أعظم

Kitab Al-Adab : Adab-adab Berdo’a (2)

Posted by Abahnya Kautsar pada 20 November 2008

12. Disunnahkan mendahulukan ucapan Alhamdulillah dan pujian kepada Allah, lalu shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum berdoa

Membuka doa dengan pujian kepada Allah, memuji-Nya dan memuliakan-Nya, kemudian shalawat kepada Rasul-Nya, kemudian menutup doa dengan kedua ucapan tersebut merupakan sebab yang paling utama yang memastikan terkabulnya doa seseorang yang berdoa.

An-Nawawi mengatakan: Ulama sepakat disunnahkannya mengawali dia dengan ucapan Alhamdulillah ta’la dan pujian kepada-Nya kemudian shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga menutup doa dengan kedua ucapan tersebut[1].

Fudhalah Ubaid meriwyatkan beliau berkata: “ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarkan seseorang yang berdoa didalam shalatnya, dia memuji Allah namun tidak membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Engkau telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang mengerjakan shalat “. Lalu beliau mengajari mereka. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang yang shalat, memuji Allah dan ber-tahmid serta mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Berdoalah niscaya akan dikabulkan dan mintalah niscaya akan diberi “dan pada lafazh At-Tirmidzi : Beliau berkata : Ketika Rasulullah 3 sedang duduk, masuklah seseorang lalu mengejakan shalat, danmengucapkan : Allahumma – ya Allah – ampunilah aku dan berilah aku rahmat-Mu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Anda telah tergesa-gesa, wahai yang sedang shalat. Apabila anda shaat maka duduklah, pujilah Allah yang Dialah yang pantas dengan pujian, bacalah shalawat kepadaku lalu berdoalah”.

Beliau berkata : Lalu setelah itu seorang lainnya mengerjakan shalat, dan memuji Allah serta membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai orang yang shalat, berdoalah niscaya akan dikabulkan “[2]

Semisalnya pula pada hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu beliau berkata : Saya pernah mendirikan shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar dna Umar bersama dengan beliau. Setelah saya duduk, saya memulai dengan pujian kepada Allah kemudian shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu berdoa untuk diriku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Mintalah sesuautu niscaya akan dikabulkan, mintalah sesuatu niscaya akan dikabulkan “[3]

13. Bertawasul dengan amal-amal shalih ketika menghaturkan doa, merupakn sebab terkabulnya doa

Diantara amalan yang akan mendekatkan terkabulnya doa, adalah seorang yang berdoa meminta kepada Rabb-nya dan bertawassul dengan amal-amalnya yang shalih. Dan mengedepankannya ketika berdoa. Hadits yang menguatkan pembahasna ini adalah kisah tiga orang yang terperangkap didalam sebuah goa dipadang pasi, dan mereka tidak mampu untuk keluar. Maka sebagian diantara mereka mengatakan kepada sebagian lainnya : “ Renungkanlah amalan-amalan shalih yang telah kalian lakukan karena Allah, dan berdoalah kepada Allah dengan perantara amal-amal tersebut semoga Allah memberi jalan keluar dengannya “ dan pada lafazh riwayat Ahmad : “ Dan masing-masing hendaknya berdoa dengan amal yang paling baik yang telah dieprbuatnya, semoga Allah menyelamatkan kita dari sini “[4]

Kemudian masing-masing dari mereka mengedepankan amal shalih yang paling dia harapkan kemudian berdoa kepada Rabb-nya. Maka Allah mengabulkan doa mereka dan membebaskan mereka dari keadaan mereka dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan.

14. Disunnahkan berdoa dengan doa-doa yang merupakan jawami’ al-kalim

Doa yang paling lengkap adalah doa yang tertera didalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Al-Qur`an adalah Kalamullah, semulia-mulia kalam dan yang paling tinggi. Sedangkan As-Sunnah adalah wahyu yang Allah wahyukan kepada Nabi-Nya, yang mana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan jawami’ al-kalim. Dan tidaklah kita ragukan lagi bahwa siapa saja yang berdoa dengan doa yang tertera didalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, akan lebih dekat kepada terkabulnya doa dari paa yang berdoa dengan doa selain yang tertera didalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.

Doa-doa yang tertera didalam Al-Qur`an dan As-Sunnah snagalah banyak, dan sangat sulit untuk menghitungnya, akan tetapi, kami akan menyebutkan sebagian diantara doa-doa tersebut, agar kita mengetahui betapa doa-doa tersebut telah menghimpun segala kebaikan dan telah memberi perlindungan dari segala keburukan.

Diantaranya firman Allah ta’ala:

“ Wahai Rabb kami, berilah kepada kami didunia ini segala kebaikan dan diakhirat dengan segala kebaikan dan jagalah kami dari adzab neraka “ ( Al-Baqarah : 201 )

Dan firman Allah ta’ala :

“ Wahai Rabb kami berilah kepada kami pada diri istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai qurratul ‘ain dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertakwa “ ( Al-Furqan : 74 )

Dan firman Allah ta’ala :

“ Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah menzhalimi diri kami, dan apabila Engkau tidak mengampuni kami dan merahmati kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi “ ( Al-A’raf : 23 )

Dan juga semisal sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam hadits Aisyah : “ … Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu “[5]

Dan semisal sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam hadits Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu , bahwa beliau berkata kepada Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Ajarkanlah kepadaku doa yang saya pergunakan berdoa didalam shalatku. Beliau bersabda: ucapkanlah : Yaa Allah sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang sangat banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha pengampun dan Maha penyayang “

Dan doa-doa semisal itu sangatlah banyak.

15. Disunnahkan menuntup doa dengan ucapan yang sesuai dengan permintaan yang berdoa

Hal tersebut dikarenakan lebih sesuai dan lebih tepat dalam berdoa.

Semisal firman Allah ta’ala :

“ Wahai Rabb kami, janganlah Engkau memalingkan hati-hati kami setelah Engkau memberinya petunjuk, dan berilah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi “ ( Ali Imran : 8 )

Permintaan seorang yang berdoa yang mengharapkan agar Allah memberinya rahmat, maka sepantasnyalah doanya ditutup dengan menyifati Allah sebagai Dzat Yang Maha pemberi.

Dan misalnya pula didalam firman-Nya :

“ Wahai Rabb kami berikanlah kepada kami segala yang telah Engkau janjikan kepada Rasul-Mu dan janganlah Engkau membuat kami celaka pada hari kiamat, Sesungguhnya Engkau tidak akan menyelisihi segala janji-Mu “ ( Ali Imran : 194 )

Permohonan kaum mukminin kepada Rabb mereka agar Allah memberikan kepada mereka apa yang mereka telah dijanjikan melalui lisan para rasul-Nya da agar supya tidak mencelakakn mereka pada hari kiamat, maka sepantasnya doa tersebut diakhiri dengan menyifati Allah bahwa Dialah Dzat Yang Maha benar dalam setiap janji-Nya. Dan firmannya hak, mereka mengatakan : “ Sesungguhnya Engkau tidak akan menyelisihi janji-Mu “

Dan semisalnya juga didalam firman Allah ta’ala – ketika menghikayatkan perkataan Isa ‘alahis salam – sewaktu memohon kepada Allah agar diturunkan hidangan dari langit :

“ Isa bin Maryam mengatakan : Wahai Allah Rabb kami, turunkanlah kepada kami hindangan dari langi, agar menjadi hari besar bagi pendahulu kami dan yang datang sesudah kami. Dan sebagai ayat dari-Mu, dab berilah rizki kepada kami, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki “ ( Al-Maidah : 114 )

Dan sepantasnya doa tersebut diakhiri bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki.

Seorang yang berdoa disunnahkan mengakhiri doanya dengan sesuatu yang sesuaidenganpermintaannya. Apabila dia meminta karunia berupa anak, maka sebaiknya dia mengakhiri doanya – mislanya – dengan mengucapkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha pemberi dan Maha pemberi rizki. Dan apabila dia memohon pengampunan dosa, maka hendaknya dia mengakhiri doanya bahwa allah adalah Dzat Yang Maha pengampun dan Maha pengasih. Dan apabila dia memohon karuni berupa harta, maka hendaknya dia mengkahiri doanya dengan mengucapkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Dermawan lagi Maha Mulia, demikian seterusnya.

16. Doa setelah tasyahhud akhir ketika shalat dan sebelum salam merupakan salah satu sebab diterima dan terkabulnya doa

Pada hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu beliau berkata : bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada mereka bacaan tasyahhud didalam shalat, kemudian beliau berkata pada akhirnya :

“ Kemudian dia memilih doa yang paling disukainya kemudian dia berdoa denganya “ , pada lafazh Muslim : “ Kemudian dia memilih permohonan yang dia kehendakinya “[6]Ibadah shala adalah amal ibadah yang paling utama yang dikerjakan oleh seorang hamba. Dan termasuk amal ibadah yang paling dicintai oleh Allah. Dikarenakan seorang hamba akan bermunajat kepada Rabbnya, meminta kepada-Nya dan berdoa kepada-Nya serta sujud dihadapan-Nya. Dan pada ibadah shalat juga terkandung tata cara dan dzikir yang mengharuskan kehinaan seorang hamba dihadapan Rabbnya, ketundukannya kepada Allah, kepasrahannya dihadapan-Nya.

Apabila hamba tersebut berdoa setelah semuanya ini, maka akan mendekatkan kepada terkabulnya doa hamba. Betapa tidak, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umat beliau untuk berdoa disaat ini. Yang menunjukkan kepada kita bahwa tempat tersebut adalah tempat yang paling utama yang sepatutnya seorang hamba memanfaatkannya dan bersemangat untuk berdoa disisi Allah.

Faedah: An-Nawawi mengatakan: Ketahuilah bahwa doa ini [ setelah tasyahhud akhir ] hunkumnya sunnah dan bukan amalan yang wajib. Dan disenangi untuk dipanjangkan, kecuali apabila dia sebagai imam shalat. Dan diperbolehkan baginya untuk berdoa dengan doa yang dikehendakinya meminta perkara kahirat maupun duniawiyah. Dan boleh baginya berdoa dengan doa-doa yang telah termaktub , dan boleh juga boleh berdoa dengan doa yang dia adakan untuk dirinya. Walaupun yang telah termaktub didalam Al-Qur`an dan As-Sunnah lebih utama. Dan juga doa-doa yang telah termaktub nashnya, ada yang berkaitan langsung pada tempat ini dan ada juga termaktub untuk tempat selainnya. Dan yang paling utama adalah yang termaktub untuk tempat ini “[7]

17. Disunnahkan berdoa ketika mendenganr ayam yang berkokok

Telah shahih diriwayatkan dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “ apabila kalian mendengar kokok ayam, maka mintalah kepada Allah keutamaan dari-Nya, karena ayam tersebut telah melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar suara keledai melenguh, maka segeralah kalian meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan, karena keledai tersebut telah melihatt syaithan “[8]

Dan sabda beliau : Apabila kalian mendengar kokok ayam, maka segeralah meminta keutamaan dari Allah “. An-Nawaw mengatakan : Al-Qadhi berkata : “ Sebabnya untuk memngharapkan peng-aminan malaikat akan doa tersebut, dan permintaan ampunan mereka dan persaksian mereka dengan ketundukan dan keikhlasan … “[9]

18. Diharamkan berlebihan dalam memanjatkan doa

Allah ta’ala berfirman :

Dan berdoalah kalian kepada Rabb kalian dengan penuh ketundukan dan dengan suara yang lirih. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas “ ( Al-A’raf : 55 )

Abdullah bin Mughaffal mendengar anak beliau mengucapkan: “ Yaa Allah saya memohon kepada-Mu Istana Putih di bagian kanan soga apabila saya masuk kedalamnya. “

Maka Beliau berkata : Wahai anakku mintalah surga kepada Allah, dan mintalah perlindungan dari-Nya dari api neraka, karena sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Akan ada diumat ini kaum yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa “[10]

Melampaui batas dalam berdoa merupakan salah satu penghalang terkabulnya doa seorang yang berdoa. Karena seseorang yang berdoa meminta sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam doanya sehingga dikatakanlah dia telah melampaui batas. Seorang yang melampaui batas tidak disenangi oleh Rabbnya dan akan jauh dari terkabulnya doa dia.

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: Dari sinilah maka seseorang yang melampaui batas dalam berdoa, terkadang meminta pertolongan melakukan hal-hal yang diharamkan yang tidak diperbolehkan. Dan terkadang meminta sesuatu yang Allah tidak – baca: berkenan, pent – melakukannya seperti seseorang yang meminta keabadian hingga hari kiamat, ataukah meminta agar Allah meniadakan dari dirinya keharusan sebagai seorang manusia, seperti kebutuhan makan dan minum. Dan meminta kepada Allah agar dirinya dapat mengetahui perkara gaib Allah atau menjadikannya diantara orang-orang yang ma’shum, atau memberikanya anak tanpa mempunyai istri dna lain sebagainya yang mana permintaannya merupakan hal yang melampaui batas yang tidak disenangi oleh Allah dan Allah tidak menyukai sipemohon. Dan melampaui batas dalam berdoa ini juga ditafsirkan dengan mengangkat suara ketika berdoa … “[11]

19. Makruh berdoa dengan sajak

Tidak sepantasnya berlebihan dalam doa, dan tidak juga bersajak dalam penutaraan doa. Adapun sajak yang terdapat didalam doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka hal tersebut dipahami sebagai bentuk sajak yang tidak dipaksakan.

Ibnu Hajar mengatakan : “ Hal itu tercantum dalam beberapa hadits-hadits yang shahih, dikarenakan hal itu berasal tanpa kesengaaan. Dari sinilah doa ini datang dengan keselarasan kalamat seperti sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam jihad : “ Allahumma munazzilal-Kitaab, sarii’ul-Hisaab, haazimul-Ahzaab “ – Yaa Allah, Dzat yang telah menurunkan Kitab/ Al-Qur`an, yang Maha segera perhitungan-Nya dan yang menghancurkan sekutu-sekutu musyrikin -.[12]

Dan pada hadits Ibnu Abbas kepada ‘Ikrimah, beliau berkata: “ … Perhatikanlah sajak dalam doa agar engkau hindari, karena sesungguhnya aku telah memperhatikan rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau, mereka tidak melakukan kecuali menjauhkan diri dari hal itu “[13]

20. Berdoa memohon sebuah amal dosa, memutuskan silaturrahim, ataukah menyegerakan terkabulnya doa, salah sebab terhalangnya doa.

Diantara yang menghalangi terkabulnya doa seseorang yang berdoa adalah berdoa memohon sebuah amal dosa, memutuskan silaturrahim, atau penyegaraan terkabulnya doa. Larangan itu dengan sangat jelas tertuang didalam hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , beliau berkata : Bersabda Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Seorang hamba akan terkabul doanya selama dia tidak memohon sebuah amal dosa, atau memutuskan silaturrahim , dan selama tidak tergesa-gesa “ . Ada yang bertanya : Wahai Rasulullah , apakah yang termasuk tergesa-gesa ?

Beliau bersabda: “ Dia mengatakan: Sungguh saya telah berdoa, sungguh saya telah berdoa, namun doaku tidak terkabulkan , pada akhirnya akan menjadikannya berputus asa dan meninggalkan doa “[14]

Faedah 1 : Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu ,beliau erkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan sebuah doa selama tidak memohon amal dosa dan tidak pula memutuskan silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga : Menyegerakan terkabulnya doa dia, ataukah menyimpannya baginya hingga hari akhat ataukah memalingkan suatu keburukan dri dirinya semisal dengan permintaannya”. Mereka bertanya : Kalau demikian kami akan memperbanyak doa.

Beliau bersabda: “ Dan Allah lebih memperbanyak lagi “

Faedah lainnya : Pengabulan doa terkadang diakhirkan karena terkandung suatu hikmah yang hanya diketahui oleh Allah dan tersamarkan oleh seseorang yang berdoa. Agar hamba tersebut mengetahui bahwa pilihan Allah lebih baik daripada apa yangdiplih oleh dirinya sendiri. Apabila seseorang berdoa kepada Rabbnya, lalu berkeluh kesah dan menundukkan dirinya didalam doa, menghindari semua yang menghalangi tekabulnya doa, maka janganlah dia menjadi terkejut apabila doanya diakhirkan.

Seseorang yang berdoa terkadang permintaannya tidak terkabulkan, bukan berarti bahwa seseorang yang berdoa tersebut tidak dicintai oleh Allah. Ibrahim ‘alaihis salam telah memohon ampunan kepada Allah bagi bapak beliau, Nuh ‘alaihis salam telah memohon keselamatan bagi anak beliau – yang mana kedua Nabi tersebut merupakan dua dari para Rasul ulul ‘azmi – namun doa mereka berdua tidak terkabulkan, karena suatu perkara yang Allah subhanahu wata’ala kehendaki. Dan juga karena adanya hikmah yang hanya diketahui oleh Allah. Semua makhluk adalah ciptaan-Nya, dan kesmeuanya berada didalam kekuasaan-Nya dan berada dalam pengaturan-Nya. Apabila perkara tersebut seperti itu, maka tidak sepantasnya seorang hamba merasa terkabulnya doa sangat lama dan tidak pula hingga meninggalkan berdoa,karena doa adalah ibadah yang mendapatkan pahala.

21. Memakan harta yang haram penghalang terkabulnya doa

Perbuatan tersebut termasuk penghalang terbesar tertolaknya doa seseoang yang berdoa. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Wahai segenap kaum manusia, sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha baik, dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum mukmiin sebagaimana yang Allah perintahkan kepada para Rasul.

“ Wahai para Rasul makanlah dari hal-hal yang baik dan beramallah dengan amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui segala yang kalian perbuat “ ( Al-Mukminun : 51 )

Dan Allah berfirman:

“ Wahai orang-orang yang beriman , makanlah dari hal-hal yang baik yang telah Kami rizkikan kepada kalian “ ( Al-Baqarah : 172 )

Lalu beliau menyebutkan perihal seseorang yang telah melakukan eprjalanan jauh, dalam keadaan lusuh dan berdebu, kemudian dia mengangkat kedua tangannya keatas langit dan mengucapkan : Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku. Sedangkan makannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia tumbuh dengan sesuatu yang haram, lantas mengapakah dia minta dikabulkan doanya itu ? “[15]

Sabda beliau : “ Lantas mengapakah dia minta dikabulkan doanya itu ? “ maknanya : Dari sisi mana akan dikabulkan orang yang bersifat seperti ini, bagaimana ia akan dikabulkan, Imam An-Nawawi yang berpendapat tentang hal itu.[16]Maka perhatikan keadaan lelaki yang melakukan perjalanan jauh tersebut, rambutnya lusuh, kaki dan badannya berdebu, dan dia menengadahkan tangannya meminta kepada Maulanya, barang siapa yang keadaannya seperti itu maka dia amatlah dekat dengan terkabulnya doa. Akan tetapi ketika yang berdoa ini, memakan makanan yang haram, maka pengabulan doanya menjadi terhalang karena pengaruh harta yang haram, keburukan dan pengaruhnya yang jelek kepada seorang hamba didunia dan diakhirat.

Terjemahan dari “Kitab Al-Adab” karya Asy Syaikh Fuad bin Abdil Aziz Asy Syalhuub. oleh Abu Zakariya Al Atsary.


[1] Al-Adzkar hal. 176

[2] HR. At-Tirmidzi ( 3476 ), dan beliau mengatakan : hadits hasan, abu Daud ( 1481 ), an-Nasaa`I ( 1284 ) dan lafazh diatas adalah lafazh riwayat beliau. Al-Albani mengatakan : Shahih, no. ( 1217 )

[3] HR. At-Tirmidzi ( 593 ) dan lafazh diatas adalah lafazh riwayat beliau, dan beliau berkata : Hadist hasan shahih, Ahmad ( 3654 ) secara ringkas

[4] Hr. Al-Bukhari ( 5974 ), Muslim ( 2743 ), Ahmad ( 5937 ) dan Abu Daud ( 3387 )

[5] HR. Ahmad ( 24083 )

[6] HR. Al-BUkhari ( 835 ), Muslim ( 402 ), Ahmad ( 3615 ), An-Nasaa`I ( 1163 ) Abu Daud ( 968 ) dan Ad-Darimi ( 1341 )

[7] Al-Adzkar hal. 105

[8] HR. Al-Bukhari ( 3303 ), Muslim ( 2729 ), Ahmad ( 8003 ), At-Tirmidzi ( 3459 ), Abu Daud ( 5102 )

[9] Syarh Muslim jilid 9 ( 17 / 41 )

[10] HR. Ahmad ( 16359 ), Abu Daud ( 96 ) dan Al-Albani menshahihkannya.

[11] Al-Fatawa ( 15 / 22 )

[12] Fathul Baari ( 11 / 143 )

[13] HR. Al-Bukhari ( 6337 )

[14] HR. Al-Bukhari (), Muslim ( 2735 ) dan lafazh diatas adalah lafazh riwayat beliau, Ahmad ( 9939 ), At-Tirmdzi ( 3387 ), Abu Daud ( 1484 ), Ibnu Majah ( 3853 ) dan Malik ( 495 )

[15] HR. Muslim ( 1015 ), Ahmad ( 8148 ), At-Tirmidzi ( 2989 ) danAd-Daimi ( 2717 )

[16] Syarh Muslim karya An-Nawawi, jilid keempat (7/85)

Tinggalkan komentar